Good reading strategies atasi masalah Literasi anak usia dini berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat, baik fisik maupun mental. Oleh karena itu, pada masa-masa usia dini perlu dilakukan upaya pendidikan anak usia dini yang meliputi upaya stimulasi, bimbingan, pengasuhan, pendampingan dan pemberian kegiatan pembelajaran yang mengembangkan berbagai potensi anak agar anak dapat berkembang secara optimal.
Sebab apa yang
dialami anak pada masa awal pertumbuhan dan perkembangan akan berdampak pada
kehidupannya di masa yang akan datang. Singkatnya, keberhasilan pendidikan di
sekolah itu tergantung pada pendidikan usia dini. Hal ini menunjukkan,
pentingnya anak diberikan rangsangan mental yang baik selama mengenyam
pendidikan di TK untuk memberi hasil yang memuaskan.
Credit: Ken Lee
Pelajaran membaca merupakan dasar bagi peserta didik khusunya pada anak usia dini untuk mengenyam pendidikan dan sangat menentukan keberhasilan anak untuk belajar pada jenjang pendidikan selanjutnya. Belakangan ini pun banyak sekolah dasar, terutama sekolah dasar favorit yang menerapkan persyaratan masuk SD harus sudah bisa membaca. Ironisnya, syarat yang dibebankan tersebut membuat guru TK maupun orangtua sibuk. Mereka lebih banyakmengajarkan anak didiknya untuk membaca karena mengharapkan anaknya bisa diterima di SD unggulan. Padahal, kegiatan belajar anak balita harus bersifat kegiatan yang menyenangkan atau “belajar tanpa beban”.
![]() |
| credit: Ken Lee |
Sebagian
besar anak-anak kelompok Besar (Kelompok B) sudah dapat mengenali huruf dengan
rataan sebesar 80% namun masih kesulitan dalam membaca kata (rerata kelas 58%
atau berkriteria kurang sekali), terlebih lagi membaca kalimat (rerata kelas
47% atau berkriteria kurang sekali). Dengan demikian, kemampuan membaca
permulaan anak kelompok TK. B masih rendah. Guru yang kurang mendapatkan
informasi tentang perkembangan anak seakan kurang peka terhadap kesulitan anak
dan terkesan lebih mengutamakan percepatan kegiatan belajar untuk memenuhi
kurikulum pendidikan yang cukup padat agar dapat diselesaikan pada waktunya.
Problematika
di atas, mungkin dapat mewakilkan realita pendidikan di Indonesia. Perlu adanya
metode pembelajaran yang tepat sebagai terapan agar peserta didik lebih cepat
membaca. Metode yang dapat digunakan adalah metode pembelajaran dengan
memanfaatkan multimedia. Hal ini, berdasarkan pada asumsi bahwa anak akan
belajar lebih baik jika materi pelajaran disajikan dalam berbagai modalitas.
Modalitas yang dilibatkan pada model pembela-jaran multimedia ini adalah visual
(penglihatan), auditory (pendengaran) dan perpaduan keduanya, diharapkan mampu
mengatasi beberapa kendala penerapan metode membaca permulaan di TK. Selain
itu, pemanfaatan multimedia dalam proses pembelajaran diharapkan dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang
baru, membangkitkan motivasi, memberikan rangsangan kegiatan belajar, bahkan
membawa pengaruh-pengaruh psikologis pada siswa dan akhirnya berkonsentrasi
untuk belajar dan memahami pelajaran. Sekaligus peneliti ingin mengetahui
sejauh mana pemanfaatan multimedia ini berperan dalam memperbaiki, mempercepat
proses membaca serta mengembangkan kemampuan membacanya secara optimal.
